Tampilkan postingan dengan label Knalpot. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Knalpot. Tampilkan semua postingan

Senin, 30 November 2009

Tips Perawatan Knalpot


Selain sebagai penyalur gas sisa pembakaran, knalpot juga berfungsi untuk mendukung tampilan. Oleh larena itu peranti ini juga memerlukan perawatan,karena knalpot sangat rawan berkarat dan bocor, sehingga menghasilkan suara lebih berisik atau keras yang mengikuti putaran mesin.

Selain usia motor, karat pada knalpot terjadi karena perbedaan suhu antara di dalam dan di luar pipa knalpot. Jika di daerah pantai karena kandungan garam cukup tinggi di udara sekitar, maka kotoran yang menempel akan lumer dan mudah menimbulkan korosi (gbr.1).

Gambar 1


Yang paling mudah terlihat adalah di bagian leher knalpot, pasti ada karat. Beberapa hal dibawah mkungkin bias membantu mengatasi masalah


Knalpot Orisinal

Untuk knalpot orisinal atau standar 4-Tak cenderung kering, maka panas yang dihasilkan bisa menyebabkan karat. Disarankan, memanaskan mesin jangan terlalu lama, karena akan bikin knalpot jadi kuning. Lalu berikan oli secukupnya ke dalam lubang knalpot 2 bulan sekali (gbr.2).

Bagi yang sudah berkarat, segera bersihkan kotoran yang menempel di knalpot dengan ampelas atau sikat kawat (gbr.3). Atau dengan cara mengoleskan oli bekas pada leher knalpot, lalu hidupkan mesin cukup 2 menit agar oli menyerap. Lama-kelamaan kotoran akan mengelupas seiring mengeringnya oli yang kepanasan tadi.
Jangan kaget, bila timbul asap akibat pelumas yang diolesi menguap lantaran terkena panas. Untuk menghindari karat datang lagi, bisa disemprot antikarat dan sehabis mencuci sebaiknya segera dikeringkan atau sewaktu hujan cepat dibilas air bersih.

Gambar 2.

Gambar 3.

Knalpot Racing

Buat pasang knalpot racing, baik itu model krom dan berbahan pelat, dibutuhkan perawatan khusus. Karena tanpa disadari produk aftermarket itu lebih cepat menguning atau berkarat ketimbang orisinal.

Oleh karenanya, sebelum dipasang sebaiknya diolesin oli bekas dulu agar umur lebih panjang. Oleskan pelumas bekas tersebut dengan kain di bagian leher knalpot (gbr.4). Setelah itu, lanjutkan dengan memasang knalpot. Lalu, hidupkan mesin selama 2 menit, dan oli akan menguap akibat panas.




Gambar 4.

Minggu, 22 Februari 2009

Fungsi Uji Emisi Gas Buang Pada Kendaraan Bermotor

  1. Mengetahui efektivitas proses pembakaran bahan bakar pada mesin dengan cara menganalisis kandungan karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC) yang terkandung di dalam gas buang.
  2. Untuk membantu saat melakukan penyetelan campuran udara dan bahan bakar dengan tepat.
  3. Kita bisa peroleh kepastian mengenai kinerja mesin kendaraan yang digunakan apakah dalam kondisi prima dan dapat diandalkan. Selain itu, uji emisi bisa mengirit bahan bakar, namun tenaga tetap optimal serta bisa menciptakan lingkungan sehat dengan udara yang bersih.
  4. Untuk mengetahui adanya kerusakan pada bagian-bagian mesin kendaraan.
  5. Kerusakan kendaraan bisa terdeteksi dari hasil uji emisi, dengan cara melihat tingginya kandungan hidrokarbon (HC). Hal itu terjadi bisa karena berbagai faktor, seperti :
    1. Kebocoran pada sistem vakum
    2. Sistem pengapian yang tidak bekerja dengan baik
    3. Kerusakan pada engine control unit
    4. Kerusakan pada oksigen sensor
    5. Gangguan pada sistem pasokan udara
    6. Adanya kerusakan pada catalytic converter
    7. Kerusakan mekanis pada bagian dalam mesin seperti klep, mesin, ring, atau silinder.
  6. Tingginya kandungan Karbon Monoksida (CO) mampu mendeteksi kerusakan kendaraan. Hal itu juga terjadi karena berbagai faktor,
    1. Bisa karena karburator tidak bekerja dengan baik
    2. Filter udara kotor
    3. Kerusakan pada sistem choke karburator
    4. Kerusakan pada sistem Thermostatic Air Cleaner
  7. Pada prinsipnya, setiap pembakaran kendaraan akan menghasilkan CO2 (sebagai sampah) dan O2 terpakai (sebagai pembakar). Dalam pembakaran yang sempurna, CO2 harus tinggi dan O2 rendah. CO2 merupakan indikasi dari tingkat efisiensi pembakaran mesin bensin.