- Mengetahui efektivitas proses pembakaran bahan bakar pada mesin dengan cara menganalisis kandungan karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC) yang terkandung di dalam gas buang.
- Untuk membantu saat melakukan penyetelan campuran udara dan bahan bakar dengan tepat.
- Kita bisa peroleh kepastian mengenai kinerja mesin kendaraan yang digunakan apakah dalam kondisi prima dan dapat diandalkan. Selain itu, uji emisi bisa mengirit bahan bakar, namun tenaga tetap optimal serta bisa menciptakan lingkungan sehat dengan udara yang bersih.
- Untuk mengetahui adanya kerusakan pada bagian-bagian mesin kendaraan.
- Kerusakan kendaraan bisa terdeteksi dari hasil uji emisi, dengan cara melihat tingginya kandungan hidrokarbon (HC). Hal itu terjadi bisa karena berbagai faktor, seperti :
- Kebocoran pada sistem vakum
- Sistem pengapian yang tidak bekerja dengan baik
- Kerusakan pada engine control unit
- Kerusakan pada oksigen sensor
- Gangguan pada sistem pasokan udara
- Adanya kerusakan pada catalytic converter
- Kerusakan mekanis pada bagian dalam mesin seperti klep, mesin, ring, atau silinder.
- Tingginya kandungan Karbon Monoksida (CO) mampu mendeteksi kerusakan kendaraan. Hal itu juga terjadi karena berbagai faktor,
- Bisa karena karburator tidak bekerja dengan baik
- Filter udara kotor
- Kerusakan pada sistem choke karburator
- Kerusakan pada sistem Thermostatic Air Cleaner
- Pada prinsipnya, setiap pembakaran kendaraan akan menghasilkan CO2 (sebagai sampah) dan O2 terpakai (sebagai pembakar). Dalam pembakaran yang sempurna, CO2 harus tinggi dan O2 rendah. CO2 merupakan indikasi dari tingkat efisiensi pembakaran mesin bensin.
Minggu, 22 Februari 2009
Fungsi Uji Emisi Gas Buang Pada Kendaraan Bermotor
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ehm... ehem....
BalasHapus