Pemanfaatan kincir angin kapasitas besar di negara eropa
Pemanfaatan energi angin akhir-akhir ini menjadi hal yang sangat menarik untuk dikembangkan ditengah krisis energi yang melanda berbagai negara termasuk Indonesia. Jika kita hanya mengacu pada minyak bumi dan batubara sebagai sumber tenaga penghasil listrik, maka tiap tahun dipastikan ada kenaikan tarif dasar listrik yang tentunya sangat berdampak negatif bagi masyarakat. Belum lagi isu global warming yang tidak hanya sekedar isu tapi memang kenyataan yang ada menunjukkan bahwa semakin hari, suhu permukaan bumi semakin bertambah yang disebabkan adanya efek rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca adalah terperangkapnya sebagian sinar matahari yang memancar ke bumi. Jika normalnya setelah mengenai bumi ,maka sinar tersebut akan terpantul kembali ke angkasa, akan tetapi karena terlalu berlebihnya gas-gas seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksid (NO),dll di atmosfer bumi akan menghambat jalannya sinar pantulan kembali ke angkasa, jika sinar tersebut tidak dapat keluar begitu pula dengan panas/ kalor yang dibawa, tentu akan tertahan di atmosfir bumi juga. Gas-gas penghambat tersebut adalah gas sisa pembakaran dari berbagai aktifitas keseharian kita,mulai dari sisa pembakaran kayu, emisi kendaraan bermotor, asap pabrik, pembakaran batu bara dll. Dari beberapa hal tersebut yang paling banyak mengeluarkan gas emisi adalah gas sisa pembakaran batubara. Jadi dapat dibayang kan dari sekian banyak kendaraan bermotor yang lalu lalang dijalanan, dari pembakaran batubara untuk sumber tenaga listrik negara, berapa banyak emisi gas buang yang kita hasilkan…?
Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, yang merupakan sumber enrgi terbarukan yang tidak akan habis jika dimanfaatkan semaksimal mungkin. Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km merupakan wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga angin.
Secara garis besar, angin dapat diklasifikasikan sebagai angin planetari dan angin lokal. Angin planetari disebabkan oleh pemanasan yang berlebih pada daerah ekuator bumi dibanding daerah kutub utara maupun selatan. Angin lokal disebabkan oleh dua mekanisme. Yang pertama adalah perbedaan panas antara daratan dan air, dan yang kedua adalah perbedaan suhu antara pegunungan dan lembah. Faktor – faktor yang mempengaruhi kekuatan angin yaitu kecepatan masuk, lama angin bertiup dan rapat massa udara.
Pembangkit Listrik Tenaga Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator di bagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi listrik ini biasanya akan disimpan ke dalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.
Di beberapa daerah di Indonesia, kincir angin sudah mulai banyak dimanfaatkan walaupun dalam kapasitas kecil karena karakter angin Indonesia yang memiliki kecepatan rendah sampai sedang. Daerah pantai selatan jawa, merupakan daerah dengan kecepatan angin yang cukup tinggi dibandingkan daerah lain yaitu diatas 5 m/s. Di beberapa titik sepanjang pantai selatan jawa mulai dibangun instalasi pembangkit listrik tenaga angina salah satu tempat adalah di pantai gesing desa girikarto, kecamatan panggang, gunung kidul. Disana terpasang tiga unit kincir angin yang masing-masing menghsilkan listrik 200 Watt yang digunakan untuk penerangan di perkampungan nelayan tersebut. Hal ini perlu mendapat perhatian kita bersama untuk semakin mengembangkan pemanfaatan energi angin jika tidak ingin ketinggalan dari Negara-negara lain, terlebih lagi agar kita tidak tergantung dari sumber daya fossil yang akan semakin habis digunakan.
Keuntungan pemanfaatan angin sebagai sumber energi listrik :
- Tidak menghasilkan emisi gas buang
- Angin tidak akan habis digunakan terus menerus
- Dapat digunakan dalam skala kecil maupun besar
- Dapat dipadukan dengan pemanfaatan sinar matahari /penggunaan photovoltaics
Yang sangat mengherankan adalah disaat Indonesia menjadi tuan rumah konfrensi dunia mengenai pemanasan global di Nusa Dua, Bali pada akhir tahun 2007, pemerintah justru akan membangun pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang merupakan penyebab nomor 1 pemanasan global………..So what must we do...?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar