Rabu, 14 Oktober 2009

Tenaga Kuda

Istilah untuk menyebutkan satuan tenaga mesin yang paling sering kita dengar adalah satuan daya kuda (dk) atau horse power ( hp ). Kenapa harus kuda ? Begini sejarahnya, dulu istilah ini pertama kali diungkapkan oleh James Watt, ilmuwan abad 19 asal Skotlandia yang menemukan bahwa pada masa itu, seekor kuda poni miliknya rata-rata mampu mengangkat beban seberat 550 pounds (249,47 kg) sejauh 1 kaki (30,48 cm) per detik.

Dari 550 pounds dikali 60 detik lalu keluarlah angka sebesar 33.000 foot pounds per min (ft lbs/min). Istilah inilah yang lalu disebut 1 horse power (daya kuda).

Seiring perkembangan zaman, penyebutan horse power (hp) berlaku untuk Amerika dan Inggris. Sedang penyebutan di negara lain berbeda satu sama lain seperti Belanda dengan istilah paardenkracht (pk), dan Jerman dengan Pferdestärke (PS). Indonesia sendiri mengartikannya dengan daya kuda (dk). Beda cara penyebutan, namun memiliki maksud sama.

Ada juga istilah bhp (brake horsepower) yang berarti keluaran tenaga murni mesin tanpa mempertimbangkan kehilangan tenaga akibat alternator, AC, termasuk transmisi dan kopling.

Namun, agar lebih seragam dan tidak membingungkan, sekarang ini diputuskan bahwa 1 hp sama dengan 746 watt, walau tidak semua negara langsung mengadopsinya. Misal tenaga mesin mencapai 100 dk, artinya tenaga tersebut sama persis dengan 74.600 W.

Apa bedanya dengan torsi..?

Torsi adalah satuan tenaga yang sebenarnya untuk mengukur gaya puntir. Contohnya, torsi sebesar 1 Nm adalah gaya puntir yang dibutuhkan untuk menopang beban sebesar satu pound pada sebuah bidang horizontal tanpa bobot sejauh 1 foot dari pusat. Sesungguhnya, saat mengukur tenaga mesin pada mesin dynamometer, yang diukur ialah besaran torsinya.

Baru setelah itu dikonversi ke daya kuda. Rumusnya, daya kuda = (torsi x putaran mesin) / 5252. Jadi, dk ialah satuan yang digunakan untuk mengukur daya yang dihasilkan oleh torsi tersebut pada putaran mesin tertentu.

Lalu, apakah yang lebih berpengaruh untuk kondisi pengendaraan sehari-hari? Tentu tergantung cara berkendara masing-masing. Dengan kata lain, dalam artian yang mudah. Torsi menentukan kemampuan akselerasi kendaraan, sedang tenaga mesin lebih menentukan kecepatan tertinggi yang bisa dicapai.

Bayangkan, sebuah truk dan sportscar yang masing-masing bertenaga sama 1.000 dk. Tanpa mempertimbangkan bobot kendaraan. Sebuah truk tentu akan lebih kuat mengangkut beban berat dengan kecepatan rendah, daripada sportscar yang lebih mementingkan pencapaian top seepd.

Perumpamaan sederhana ketika kita mengayuh sepeda. Saat start awal pedal terasa berat (torsi besar), namun begitu sudah berjalan dengan kecepatan tinggi (tenaga mesin), kekuatan kayuhan tentu sudah jauh berkurang. Pun begitu saat ingin memilih mobil baru. Saat membaca brosur, perhatikan keseimbangan besaran torsi dengan tenaga yang dihasilkan oleh mesin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar